Tambakrejo - Sadranan, atau lebih dikenal dengan nyadran, merupakan salah satu kearifan lokal yang masih mengakar kuat pada kebudayaan Jawa. Nyadran banyak dilaksanakan oleh masyarakat Islam Jawa kejawen. Dalam istilah Islam Jawa kejawen, nyadran dapat diartikan sebagai kegiatan ziarah kubur atau pergi mengunjungi makam leluhur untuk berdoa sambil membawa kemenyan, bunga, dan air. Apabila menilik sejarahnya, nyadran merupakan hasil dari perpaduan antara beberapa kepercayaan yang menghasilkan kepercayaan baru antara Hindu, Islam, dan Jawa.
Desa Tambakrejo juga menjalankan tradisi tersebut. Desa yang berada di Ibukota Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro ini menjalankan tradisi nyadran atau manganan atau sedekah bumi pada waktu selesai masa panen. Pada tahun 2022 ini Desa Tambakrejo mengadakan Nyadran tepatnya pada tanggal 01 Juli 2022 di makam Mbah Wetan dan Mbah Kulon.
Pada tahun ini ada sedikit penambahan pada acara nyadran di desa tambakrejo. Yaitu dengan adanya acara tahlil dan doa bersama yang diselenggarakan di Balaidesa Tambakrejo pada malam hari H yangmana pada tahun sebelumnya belum pernah dilakukan. Acara tersebut diprakarsai oleh Bapak Kepala Desa Tambakrejo yaitu Bapak Basiman.
“ nyadran merupakan tradisi di desa Tambakrejo yang sudah turun temurun dari nenek moyang kita didesa Tambakrejo dan semoga apa yang kita lakukan ini dapat memberikan berkah khususnya masyarakat tambakrejo dalam hal pertanian maupun dalam hal lainnya”. Kata Basiman.
Basiman menjelaskan bahwa nyadran didesa tambakrejo merupakan warisan nenek moyang yang patut kita lestarikan. Karena kegiatan tersebut menunjukkan kearifan lokal desa tambakrejo agar kita lebih menghargai dan menghormati para pendahulu. Nyadran mengajarkan kepada kita bahwa kita harus mensyukuri nikmat yang diberikan dan kita juga berharap semoga kita selalu diberi perlindungan dan keselamatan oleh Allah SWT.
“ kulo mboten ngrubah adat, kulo naming nambahi geh meniko tahlil kalian doa bersama teng balaidesa niki. Dilanjut pengajuan saking mbah yai Jauhari Imron saking Pondok Pesanten Senori. Mugi acara meniko saged nambahi iman lan takwa kulo panjenenga sedoyo lan mugi nambahi nikmat kulo lan panjenengan.” Kata Basiman.
Dalam sambutannya beliau menjelaskan bahwa acara ini dibuat bukan untuk merubah adat namun untuk menambah iman dan takwa kita semua bahwa ini semua adalah nikmat yang Tuhan berikan kepada kita semua khusunya masyarakat desa Tambakrejo.
Tausiah yang diberikan oleh Kyai Jauhari Imron menuturkan bahwa nyadran bukan sesuatu yang syirik apabila kita dapat menyikapi dengan benar. Dan beliau yakin di Desa Tambakrejo ini masyarakat sudah sadar bahwa tradisi ini merupakan perwujudan dari nikmat yang Tuhan berikan kepada kita semua.
Acara yang diselenggarakan tersebut dihadiri oleh Para Pejabat Desa dan Juga Sekretaris Kecamatan mewakili Bapak Camat yang berhalangan hadir. Acara tersebut berjalan lancar dan khidmat.